Bukan Menang Atau Kalah, Giri Suprapdiono Sebut Debat Soal TWK KPK Untuk Cerdaskan Publik
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif Giri Suprapdiono menyebut rencana debat terbuka bersama Ketua KPK Firli Bahuri dimaksud sebagai ajang penjelasan kepada publik mengenai polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang menyebabkan 75 pegawai KPK gagal dilantik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Alasannya, menurut dia, terdapat banyak pertanyaan yang muncul imbas penyelenggaraan asesmen TWK yang dinilai tertutup itu. Ia menegaskan, debat diselenggarakan bukan untuk membuktikan pihak yang menang dan kalah.
"Tetapi yang penting bukan menang kalah, ini sarana kita untuk mencerdaskan pada publik, karena tes wawasan kebangsaan ini tertutup sekali," kata Giri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (4/6/2021). Giri menyebutkan, hingga saat ini ia dan ke 74 pegawai lain yang tidak lulus TWK tidak mengetahui dirinya masuk ke kategori pegawai yang bakal dipecat atau dibina. Bahkan, Giri dan 74 pegawai lain mengaku tidak mengetahui siapa pihak yang mewawancarai mereka.
"Jadi menurut saya keterbukaan transparansi yang menjadi ciri khas tata kelola pemerintahan umum yang baik dilanggar dalam proses ini," kata Giri. Ia menyesalkan pimpinan KPK yang semestinya melindung para pegawainya malah terkesan menyerahkan nasib 75 pegawai kepada lembaga lain untuk dilakukan penilaian dan bahkan dinyatakan tidak bisa dibina. "Ini menyakitkan bagi generasi dan seluruh Indonesia. Orang kan belajar, ini lho pemberantasan korupsi yang berani, Novel dan sekelas orang orang Novel lainnya, kalau berani berani berarti tidak dihargai," katanya.
Padahal, menurutnya, sikap berani merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam prinsip antikorupsi. "Jadi hari ini saya tidak menantang, jadi saya diundang. Kebetulan host nya Kurnia dan Jakartanicus dan Mbak Nana, Najwa Shihab hadir. Saya pikir akan menjadi serius gitu, apa yang kita lakukan dari netizen ini," katanya.